BOGOR BARAT - Desa Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, terus bergerak memperkuat ketahanan pangan lokal melalui pengembangan usaha ayam petelur. Program ini bukan hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan telur warga, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang desa dalam membangun rantai pangan yang mandiri dan terukur.
Sekdes Gunung Menyan, Erwin, menjelaskan bahwa usaha ayam petelur saat ini masih memasuki fase persiapan. Ayam yang dipelihara baru berusia sekitar 14 minggu sehingga belum siap untuk memproduksi telur. Dengan kondisi tersebut, desa memperkirakan butuh waktu dua bulan lagi hingga memasuki masa produksi.
“Kami masih dalam tahap awal. Ayamnya belum memasuki usia bertelur, jadi saat ini fokus kami adalah menjaga kesehatan dan pertumbuhannya,” ujar Erwin saat ditemui pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Meski belum menghasilkan produksi, Desa Gunung Menyan telah menyiapkan sistem pendukung yang akan memperkuat usaha ini. Salah satunya adalah rencana penerapan bio komprksi yang ditempatkan di bawah kolam ikan lele. Teknologi sederhana ini diharapkan mampu mengurangi bau serta populasi lalat yang biasanya muncul dari kandang ayam, sekaligus menekan risiko penyakit.
Selain mengembangkan produksi, desa juga mulai menata bagian hilir dari usaha ini. Harapannya, BUMDes dapat bekerja sama dengan Koperasi Desa Gunung Menyan untuk memasarkan telur kepada masyarakat dengan harga lebih terjangkau dibandingkan toko-toko eceran. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan sirkulasi ekonomi yang lebih kuat di tingkat lokal.
Tidak hanya mengandalkan pengelola desa, program ini turut melibatkan warga sekitar sebagai tenaga ahli. Mereka berperan memberikan pendampingan dan bimbingan terkait metode pemeliharaan ayam petelur yang tepat. Desa juga bekerja sama dengan dokter hewan serta puskeswan untuk memastikan kesehatan ternak tetap terjaga.
Menurut Erwin, program ini berangkat dari kebutuhan desa untuk memiliki sumber pangan yang stabil dan tidak bergantung pada pasokan dari luar wilayah. Dengan adanya peternakan ayam petelur yang dikelola secara terpadu, Desa Gunung Menyan berharap dapat menyediakan telur berkualitas bagi warganya sekaligus membuka peluang usaha baru.
“Kami ingin usaha ini tumbuh menjadi kekuatan ekonomi desa. Tidak hanya memproduksi telur, tetapi juga melibatkan warga agar memiliki nilai tambah,” kata Erwin.
Langkah ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan bisa dibangun dari tingkat desa dengan perencanaan yang matang, kolaborasi yang kuat, dan pemanfaatan teknologi sederhana yang tepat guna. Desa Gunung Menyan kini menapaki proses menuju kemandirian pangan dengan cara yang bertahap namun berkelanjutan.*